Ragam Kebahasaan Teks Eksposisi (1)
Dalam teks eksposisi terdapat 4 ragam kebahasaan yaitu kata, frasa, kalimat verbal, serta pemakaian istilah ilmiah. Nah, pada pertemuan kali ini, ibu hanya akan menjelaskan dua ragam kebahasaan saja, yaitu tentang kalimat verbal dan pemakaian istilah ilmiah.
A. Kalimat Verbal
Di dalam teks eksposisi biasanya banyak ditemukan penggunaan kalimat verbal. Kalimat verbal itu dapat diartikan sebagai kalimat yang predikatnya berwujud kata kerja.
Contohnya: 1. Ibu memasak di dapur.
S P Ket. Tempat
(Kalimat no. 1 termasuk ke dalam kalimat verba karena predikatnya berupa kata kerja yaitu memasak).
2. Kakek menanam padi di sawah.
S P O Ket. Tempat
(Kalimat no. 2 termasuk ke dalam kalimat verba karena predikatnya berupa kata kerja yaitu menanam).
Selanjutnya berdasarkan jenisnya, kalimat verbal dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Aktif Transitif atau Ekatransitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang harus menggunakan objek.
Contoh: Adik membaca
buku pelajaran.
S P O
Kalimat “Adik membaca buku pelajaran” termasuk ke dalam kalimat aktif transitif karena di dalamnya ada objeknya yaitu buku pelajaran.
2. Kalimat
Dwitransitif
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang di dalamnya mengandung objek dan pelengkap.
Contoh: Ibu menjahitkan adik saya baju baru.
S P O Pelengkap
Kalimat “Ibu
menjahitkan adik saya baju baru” termasuk ke dalam kalimat dwitransitif karena
di dalamnya ada objek dan pelengkapnya. Objeknya adalah adik saya, sementara pelengkapnya adalah baju
baru.
3. Kalimat
Semitransitif
Kalimat Semitransitif adalah kalimat yang di dalamnya boleh diikuti objek dan boleh juga tidak.
Contoh: 1. Adik menulis.
S P
(Kalimat “Adik menulis” termasuk ke dalam kalimat Semitransitif yang tidak menggunakan objek).
2. Adik bermain bola.
S P O
(Kalimat “Adik bermain bola” termasuk ke dalam kalimat Semitransitif yang menggunakan objek).
4. Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang tidak menggunakan objek.
Contoh: Ibu mencuci.
S P
Kalimat “Ibu mencuci” termasuk ke dalam kalimat aktif intransitif karena di dalam kalimatnya tidak terdapat objek.
5. Kalimat Pasif
Jadi, ada 2 jenis predikat kalimat pasif:
1. Predikatnya itu berupa
kata kerja yang berimbuhan di-.
Contoh: Tanaman disiram ayah.
(Kalimat “Tanaman disiram ayah” termasuk ke dalam kalimat pasif karena di dalamnya terdapat predikat yang berimbuhan di-).
2. Predikat pasif persona yaitu predikatnya merupakan gabungan dari kata ganti orang dan kata kerja.
Contoh: Buku
ini aku pinjam.
S Predikat Pasif Persona
(Kalimat “Buku ini aku pinjam” termasuk ke dalam kalimat pasif karena di dalamnya terdapat predikat pasif persona yaitu aku pinjam, di mana kata “Aku” itu merupakan kata ganti orang, sedangkan kata “Pinjam” itu merupakan kata kerja).
B. Istilah Ilmiah
Dalam teks eksposisi banyak digunakan istilah-istilah ilmiah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang sedang dibahas. Penggunaan istilah ilmiah tersebut mampu membantu penulis/pembicara untuk memperkuat gagasan yang disampaikan.
Contoh:
No |
Istilah Ilmiah |
Makna |
1. |
Polusi |
Pencemaran |
2. |
Habitat |
1. Tempat tinggal khas bagi seseorang atau kelompok masyarakat. 2. Bio tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan kehidupan asli. 3. Geo tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi. |
3. |
Populasi |
1. Seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah. 2. Jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama. 3. Jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada suatu satuan ruang tertentu. 4. Sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. |
Ø
Perbedaan
Objek dan Pelengkap
a. Objek dapat berubah menjadi subjek ketika kalimatnya dipasifkan.
Contoh: Adik bermain bola. (Kalimat Aktif)
S P O
Bola dimainkan adik. (Kalimat Pasif)
S P O
(Kata “Bola” pada kalimat di atas termasuk ke dalam objek karena posisinya dapat diubah menjadi subjek ketika kalimatnya dipasifkan).
b. Pelengkap tidak bisa diubah menjadi subjek dan tidak bisa dipasifkan.
Contoh: Ayah membelikan adik sepeda baru. (Benar)
S P O Pelengkap
Sepeda baru dibelikan adik oleh ayah. (Salah)
S P O Ket
(Kata “Sepeda baru” pada kalimat di atas termasuk ke dalam pelengkap karena posisinya tidak dapat diubah menjadi subjek dan kalimatnya tidak bisa dipasifkan. Kenapa tidak bisa dipasifkan? Karena kalau dipasifkan makna kalimatnya berubah menjadi aneh dan tidak jelas/ambigu).
-Ade Leny Rahmawati-
❤❤❤
BalasHapus