Tanggapan dan Argumentasi dalam Debat




Sumber:geotimes.co.id



1. Tanggapan dalam Debat
        Seorang peserta debat yang baik tidak akan puas dengan hanya menerima penjelasan dari peserta lainnya. Ia akan bertindak aktif dengan berbagai tanggapan. Apabila ada yang tidak sesuai dengan pandangannya, ia mempertanyakan ataupun memberikan sejumlah tanggapan. Suatu tanggapan dalam jalannya debat dapat berupa pertanyaan, dukungan, sanggahan, kritik, atau saran.
a. Pertanyaan
     Pertanyaan kita ajukan ketika ada yang tidak jelas dari peserta lainnya. Pertanyaan harus disampaikan setelah mendapat kesempatan dari moderator dengan tetap memperhatikan keefektifan kalimat dan kesantunan. Berikut contoh-contohnya.
  • Terima kasih, moderator. Saya ingin bertanya tentang cara menjawab pertanyaan ketika kita diwawancara dalam proses melamar kerja. Apakah langsung menjawab secara apa adanya atau kita harus sedikit berdiplomasi dengan berbasa-basi dulu?
  • Terima kasih, moderator. Ada dua buah pertanyaan yang ingin saya ajukan. Pertama, bolehkah ketika diwawancarai itu kita mengajukan jumlah gaji tinggi?. Kedua, bagaimana sikap yang baik ketika diwawancarai agar kita tampak santun atau tidak menyinggung perasaan pewawancara.
 b. Dukungan 
     Perhatikan pernyataan berikut.
            



      
Hadirin para peserta seminar,
Terus terang persiapan saya untuk PON nanti pun agak kurang karena latihan yang kurang optimal. Usia saya sudah cukup tua meskipun menurut banyak orang justru pengalaman itu lebih penting dalam meraih banyak emas nanti. Namun, yang jelas, saya akan tetap berbuat yang terbaik dalam membawa nama baik Jawa Barat.
            
           Terhadap pernyataan narasumber di atas, kita bisa saja menyatakan setuju ataupun tidak setuju. Perhatikan contohnya di bawah ini.


Setuju
Tidak Setuju
Saya kira Anda harus memperoleh kesempatan yang leluasa dalam berlatih. Prestasi dan jasa-jasa Anda selama ini patut kami hargai.
Usia bisa menjadi penghambat prestasi olahraga, seperti yang dialami Saudara ketika berlatih pun menjadi kurang optimal.
              
             Perbedaan sikap seperti ini sering kita jumpai dalam berbagai kesempatan, apalagi dalam forum debat. Silang pendapat antara pihak yang setuju dengan yang tidak setuju sangatlah wajar. beragam pendapat akan kita jumpai di dalamnya. Kita harus terbuka menghargai perbedaan pendapat.
Perhatikan cuplikan-cuplikan pendapat di bawah ini.



     
Terima kasih, moderator.
Menurut saya, selama bulan suci Ramadhan, tempat-tempat hiburan memang perlu dihentikan sementara. Sebabnya, selain mengganggu kekhusyukan ibadah umat islam, tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya hal-hal maksiat.
Pengusaha yang profesional seharusnya sudah mempersiapkan dananya sejak awal, yaitu dengan menyisihkan dan menyimpan sebagian keuntungan setiap bulan (saving money) untuk mengantisipasi gaji maupun THR karyawan walaupun tidak bekerja.
Bagi para karyawan yang bekerja di tempat-tempat hiburan, terutama yang beragama Islam, hendaknya libur bulan suci Ramadhan ini benar-benar dipergunakan untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, introspeksi diri, merenungkan apa yang telah diperbuat, bertobat dan minta kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. 

       

       Teks di atas mengungkapkan sebuah dukungan terhadap aspirasi masyarakat atas perlunya penutupan tempat-tempat hiburan selama bulan Ramadhan. Suatu dukungan memang tidak sekadar pernyataan saya dukung! atau saya setuju!  Suatu dukungan perlu disertai dengan alasan atau data yang meyakinkan.
          Hal yang juga perlu kita kemukakan dengan jelas adalah alasan mendukung ataupun tidak mendukung. Dengan cara demikian, pihak yang mendapat dukungan pun akan mendapat dorongan mental untuk bertindak terus secara rasional. Sementara itu, yang tidak didukung akan menerimanya dengan ikhlas dan memahami kekeliruan-kekeliruan yang telah dilakukannya dengan lapang dada.

C. Sanggahan
         Sanggahan disampaikan ketika ada pernyataan pedebat yang bertentangan atau kita tidak setuju dengan uraian atau pendapat dari peserta debat yang lain. Oleh karena potensi untuk menyinggung peserta lain itu lebih besar, sanggahan harus disampaikan dengan pilihan kata yang tepat. Jangan sampai kita menyinggung perasaan pihak yang pendapatnya kita sanggah.
          Berikut contoh sanggahan.
  • Saya kurang sependapat. Menurut saya, penertiban yang dilakukan terhadap perumahan-perumahan liar justru merupakan langkah yang baik di dalam mendisiplinkan masyarakat serta meningkatkan ketertiban dan keindahan.
  • Maaf, saya punya pendapat yang sebaliknya dengan Saudara. Menurut saya upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam memberikan sembako kepada rakyat miskin itu tidaklah mendidik karena yang lebih tepat adalah dengan penyediaan lapangan kerja yang memadai bagi mereka.

d. Kritik
       Kritik disebut juga celaan atau kecaman. Di dalam debat, mungkin muncul kritik ketika ada pendapat yang dianggap tidak benar atau tidak sesuai. Kritik bisa pula muncul karena ketidakpuasan. Pengkritik biasanya mengharapkan suatu kenyataan ideal yang tidak terwujud.
      Kritik yang baik haruslah disertai berbagai alasan yang jelas dan meyakinkan. Jadi, tidak dibenarkan asal mengeluarkan kecaman. Kita harus menunjukkan kenyataan ideal di samping solusi bagi masalah yang kita kritik itu. Di samping itu, kritik harus disampaikan secara santun.
        Berikut contoh kritik.
  • Pendapat-pendapat yang Anda kemukakan tadi cukup menarik, hanya sayang kurang disertai fakta yang akurat.
  • Anda tadi memberikan saran-saran yang menarik, tetapi saran tersebut saya kira sudah pula disampaikan oleh pedebat sebelumnya tadi. Jadi, saya harapkan ada saran lainnya dari Anda tentang cara yang baik dalam mengikuti wawancara di suatu perusahaan.
Sumber: Buku Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
2. Argumentasi dalam Debat
      Argumentasi yang disampaikan akan menjelaskan mengapa suatu sudut pandang tertentu seharusnya diterima. Argumen yang baik bersifat logis dan relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan. Argumen yang baik terdiri atas:
  • Pernyataan: pernyataan yang ingin dibuktikan;
  • Alasan: alasan dan penalaran yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut adalah suatu hal yang logis;
  • Bukti: contoh-contoh atau data yang mendukung pernyataan dan alasan di atas;
  • Kesimpulan: penjelasan mengenai relevansi antara argumen dan mosi yang tengah diperdebatkan.
      Sebaiknya setiap tim memiliki dua sampai empat argumen untuk mendukung posisi mereka. Argumen-argumen tersebut sebaiknya dibagi antara pembicara pertama dan kedua. Dengan demikian, beberapa argumen dijelaskan oleh pembicara pertama, dan sisanya dijelaskan oleh pembicara kedua. Sedangkan, pembicara ketiga memperkuat penjelasan dari pembicara pertama dan kedua dengan menyampaikan kesimpulan argumen tim serta menambahkan alasan dan data yang relevan. Berikut adalah beberapa contoh argumen:

Mosi: Bahwa kuota bukan merupakan jawaban untuk kaum perempuan.

Definisi: "Memberikan kuota jumlah kursi  minimum sebanyak 30%  untuk perempuan dalam DPR bukan merupakan solusi yang tepat untuk pencapaian kesetaraan jender di masyarakat."

Argumen:

Pernyataan: Karena memberikan bantuan seperti ini hanya akan memperkuat persepsi dalam masyarakat bahwa perempuan tidak mampu berjuang sendiri.

Alasan: Kini terdapat persepsi yang kuat dalam masyarakat bahwa perempuan merupakan pihak yang lebih lemah dibandingkan laki-laki. Banyak yang menyatakan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Pemberian kuota khusus untuk perempuan di parlemen hanya akan memperkuat persepsi bahwa perempuan hanya dapat sampai diparlemen apabila mereka diberikan bantuan terlebih dahulu, bukan karena mereka memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki dan dapat memenangkan persaingan untuk menjadi wakil rakyat. Dengan demikian, mosi ini menguatkan persepsi yang salah, yaitu bahwa perempuan tidak mampu sampai pada tingkat yang setara dengan laki-laki kecuali diberikan bantuan khusus.

Bukti: Di Uganda, opini publik yang tidak mendukung pemberdayaan perempuan meningkat pesat setelah diimplementasikannya kuota parlemen seperti dalam mosi ini.

Kesimpulan: Kuota untuk perempuan dalam parlemen hanya akan memperkuat persepsi negatif yang mendegradasi perempuan, menjauhkan kita dari kemajuan sosialisasi tentang kesetaraan jender.
    
      Apabila tim memiliki lebih dari satu argumen, harus dipastikan bahwa setiap argumen yang disampaikan bersifat konsisten dan tidak saling kontradiksi.  

Sumber: Buku Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X

-AL-

 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS MENGANALISIS TEKS DEBAT (2)

Meringkas Teks Hasil Observasi

TUGAS MENGANALISIS TEKS DEBAT (1)